Selama 20 tahun di Afsel, Gandhi berkali-kali masuk penjara. Pada 1896, Gandhi mulai mengajarkan politik perlawanan pasif dan nonkoperasi, setelah diserang dan dipukuli oleh orang-orang kulit putih Afsel. Namun dia sadar bahwa konsep perlawanan pasif dan pembangkangan sipil tidak cukup dan membuat konsep lain, yaitu Satyagraha (dalam bahasa Sansekerta berarti “kebenaran dan keteguhan”). Semasa Perang Boer, Gandhi bergiat di Palang Merah. Dia kembali ke India setelah beberapa tuntutan warga India dikabulkan oleh pemerintah Afrika Selatan.
Di India, Gandhi memperjuangkan otonomi India. Dia menerapkan Satyagraha dan mengkampanyekan perlawanan pasif terhadap Inggris. Satyagraha pun diterima luas di seluruh India dan mendapat banyak pengikut. Ketika parlemen meloloskan Rowlatt Acts untuk menindak para aktivis, demonstrasi besar pun terjadi, berbuntut pembantaian terhadap orang-orang India oleh tentara Inggris di Amritsar. Pada 1920, Gandhi mengorganisasikan perlawanan nonkoperasi. Orang India di pelbagai kantor publik meletakkan jabatan, kantor pemerintah diboikot, dan anak-anak keluar dari sekolah pemerintah. Jalan-jalan India dipenuhi oleh rakyat yang berjongkok dan tidak mau bangun meskipun dipukuli polisi. Gandhi ditahan, tetapi Inggris terpaksa segera membebaskannya.
Gandhi juga menganggap eksploitasi masyarakat desa oleh industrialis Inggris telah menyebabkan kemiskinan dan kehancuran industri rumahan India. Untuk mengentaskan kemiskinan, Gandhi berpaling kepada industri rakyat. Dia menggunakan roda pintal sebagai simbol kembalinya kehidupan desa yang sederhana dan dimulainya industri asli India. Boikot total terhadap barang-barang Inggris pun dilakukan.
Gandhi dan Nehru pada 1942 |
Gandhi kembali dipenjara pada 1922 dan dibebaskan pada 1924. Sempat menarik diri dari politik praktis, namun ia kembali memelopori pembangkangan sipil baru, menyerukan masyarakat India untuk menolak membayar pajak, khususnya pajak garam. Ia memimpin long march yang diikuti ribuan orang dari Ahmadabad ke laut Arab, tempat mereka memproduksi garam. Sekali lagi Gandhi ditangkap.
Pada 1934 Gandhi secara formal mundur dari politik dan berkeliling India untuk memasyarakatkan ahimsa dan terus memerangi kemiskinan. Ketika PD II pecah, Partai Kongres dan Gandhi memutuskan untuk tidak mendukung Inggris kecuali India segera diberi kemerdekaan penuh. Inggris menawarkan pelbagai kompromi, tetapi semuanya ditolak. Akibat penolakan itu Gandhi diinternir pada 1942 tetapi dibebaskan karena masalah kesehatan.
Pada 1944 Pemerintah Inggris setuju memberi kemerdekaan kepada India asalkan dua kelompok nasionalis, Liga Muslim dan Partai Kongres, bisa mengatasi perbedaan mereka. Gandhi mulanya menolak pemisahan India, tetapi akhirnya setuju, berharap perdamaian akan tercapai bila keinginan kelompok Muslim dipenuhi. India dan Pakistan akhirnya menjadi dua negara terpisah ketika Inggris memberi kemerdekaan kepada India pada 1947.
Gandhi terus berkampanye untuk perdamaian antara kelompok Hindu dan Muslim. Namun ironisnya dia dibunuh oleh seorang Hindu fanatik yang tidak setuju pada seruan damai, pada 30 Januari 1948 di New Delhi.
(Sumber: Sang Pemimpin, Ready Susanto, Penerbit Bejana, 2010)