Dia berangkat ke Palestina pada 1906, bekerja di sebuah lahan pertanian di pemukiman Yahudi di Palestina. Ben-Gurion segera aktif dalam kelompok-kelompok awal sosialis-Zionis. Pada 1910 ia meninggalkan pertanian dan menyunting suratkabar pekerja Zionis berbahasa Yahudi, Achdut (Persatuan). Sejak itulah ia menggunakan nama Ben-Gurion, yang dalam bahasa Ibrani berarti “putra singa muda”. Kegiatannya menyebabkan dia diusir dari Palestina pada 1915. Ia pergi New York, Amerika, untuk belajar bahasa Inggris dan lagi-lagi terlibat aktif dalam gerakan lokal sosialis-Zionis.
Pada 1917, Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour yang mendukung “rumah nasional” bagi bangsa Yahudi di Palestina. Ben-Gurion pun ikut mendirikan Legiun Yahudi untuk membantu tentara Inggris di Kanada pada April 1918. Dia kembali ke Palestina saat perang usai dan Inggris sudah menguasai Palestina. Pada 1939, Inggris melarang imigrasi kaum Yahudi ke Palestina. Namun Ben-Gurion secara diam-diam memasukkan para pengungsi Yahudi, yang kemudian menyebabkan turunnya resolusi PBB pada 1947 yang memutuskan pemisahan negara Yahudi dan negara Arab.
Ben-Gurion di atas tank Sherman |
Ben-Gurion memproklamasikan Republik Israel pada 14 Mei 1948. Hal ini memicu lima negara Arab, bergabung dengan para pejuang Palestina, memasuki Israel. Tetapi Ben-Gurion mampu menggalang kekuatan bawah tanah menjadi tentara yang dapat mengalahkan serbuan negara-negara Arab. Antara 1949 dan 1956, perang Arab-Israel tak putus-putusnya berkecamuk. Bahkan pada 1956, Israel berani menyerang semenanjung Sinai dengan dibantu Inggris dan Prancis.
Perang berlangsung hampir tak berkesudahan. Israel meraih kemenangan militer dalam Perang Enam Hari pada 1967, namun menderita kekalahan pada Oktober 1973. Ben-Gurion sendiri telah mundur sejak 1963. Dia pensiun dari dari dunia politik pada 1970 dan meninggal beberapa pekan setelah perang, pada 1 Desember 1973.
(Sumber: Sang Pemimpin, Ready Susanto, Penerbit Bejana, 2010)