Khaddafi adalah anak bungsu dari sebuah keluarga petani. Ketika muda dikenal sebagai al-jamil atau Si Tampan, dia besar di wilayah gurun Sirte, mendapat pendidikan dasar agama, lalu masuk sekolah persiapan Sebha di Fezzan pada 1956-1961. Pada 1961, Khaddafi dikeluarkan dari Sebha karena kegiatan politiknya.
Khaddafi masuk akademi militer di Benghazi pada 1963. Dia dan sekelompok teman membentuk kelompok rahasia untuk menjatuhkan monarki Libya yang pro-Barat. Lulus pada 1965, dia dikirim ke Inggris untuk berlatih di British Army Staff College, kini Joint Services Command and Staff College, kembali sebagai perwira pada 1966.
Pada 1 September 1969, Khaddafi melakukan kudeta tak berdarah terhadap Raja Idris I, ketika Sang Raja berada di Yunani untuk berobat. Khaddafi memproklamasikan Republik Arab Libya. Kolonel berusia 27 tahun itu kemudian tampil bak “Che Guevara abad ini”. Khaddafi pun mengubah Libya menjadi negara anti-Barat yang radikal.
Khaddafi menjadi ketua Dewan Komando Revolusioner yang memerintah negeri itu. Dia juga menjadi Perdana Menteri pada 1970-1972. Tidak seperti para pemimpin revolusi yang lain, Khaddafi tidak menaikkan pangkatnya setelah merebut kekuasaan, tetap menjadi kolonel sejak saat itu.
Khaddafi memerintah negerinya dengan campuran nasionalisme Arab dan “demokrasi rakyat langsung”, yang disebutnya sistem “sosialisme Islam“. Dia juga melarang minuman keras dan perjudian. Khaddafi menjelaskan filsafat politiknya dalam Buku Hijau tentang negara sosialis-Islam yang terbit dalam tiga jilid pada 1975- 1979.
Pada 1977, Khaddafi mengubah Libya dari republik menjadi “jamahiriya”—yang artinya “negara-rakyat” atau “pemerintahan oleh rakyat”. Khaddafi menanggapi oposisi di dalam dan luar negeri dengan keras. Khaddafi mengikuti ide Jamal Abdul Nassir mengenai pan-Arabisme dan mendukung persatuan negara-negara Arab menjadi satu bangsa Arab. Dia juga mendukung pan-Islamisme, suatu persatuan longgar antara negara-negara dan masyarakat Islam. Setelah Nassir meninggal pada 28 September 1970, Khaddafi berusaha menjadi pemimpin nasionalisme Arab. Dia memproklamasikan “Federasi Republik-Republik Arab” (Libya, Mesir, dan Suriah) pada 1972, berharap dapat membentuk negara pan-Arab, tetapi dalam prakteknya gagal karena perbedaan-perbedaan antarnegara begitu besar.Khaddafi juga mendukung organisasi pembebasan Palestina, PLO, yang kadang kala membuat hubungan Libya dengan negara tetangga terganggu. Khaddafi juga mendukung gerakan-gerakan anti-pemerintah di wilayah sub-Sahara Afrika seperti Sierra Leone dan Liberia. Pada pertengahan 1980-an, Khaddafi dilaporkan semakin kontroversial dengan mendanai sejumlah aksi-aksi terorisme internasional.
Namun belakangan, Khaddafi sedikit melunak dan mau bekerja sama dengan Barat, misalnya, dalam soal senjata nuklir. Dia juga memberikan ganti rugi yang cukup besar untuk para korban pengeboman Lockerbie yang dikaitkan dengan Libya. Pada 2006, AS membuka kembali hubungan diplomatiknya dengan Libya. Pada 2009, Khaddafi untuk pertama kalinya diberikan kesempatan berbicara di depan peserta Sidang Umum PBB di New York.
(Sumber: Sang Pemimpin, Ready Susanto, Penerbit Bejana, 2010)