Langsung ke konten utama

MU'AMMAR KHADDAFI - Pemimpin Libya

Mu‘ammar Abu Minyar al-Khaddafi, lebih dikenal sebagai Kolonel Khaddafi, lahir di Surt, Tripolitania, pada 7 Juni 1942. Memimpin  Libya sejak 1969, Khaddafi termasuk salah satu pemimpin dunia yang paling lama memerintah. Dia sangat terilhami oleh Jamal Abdul Nassir, presiden Mesir yang mencita-citakan Arab yang bersatu. 

Khaddafi adalah anak bungsu dari sebuah keluarga petani. Ketika muda dikenal sebagai al-jamil atau Si Tampan, dia besar di wilayah gurun Sirte, mendapat pendidikan dasar agama, lalu masuk sekolah persiapan Sebha di Fezzan pada 1956-1961. Pada 1961, Khaddafi dikeluarkan dari Sebha karena kegiatan politiknya.

Khaddafi masuk akademi militer di Benghazi pada 1963. Dia dan sekelompok teman membentuk kelompok rahasia untuk menjatuhkan monarki Libya yang pro-Barat. Lulus pada 1965, dia dikirim ke Inggris untuk berlatih di British Army Staff College, kini Joint Services Command and Staff College, kembali sebagai perwira pada 1966.

Pada 1 September 1969, Khaddafi melakukan kudeta tak berdarah terhadap Raja Idris I, ketika Sang Raja berada di Yunani untuk berobat. Khaddafi memproklamasikan Republik Arab Libya. Kolonel berusia 27 tahun itu kemudian tampil bak “Che Guevara abad ini”. Khaddafi pun mengubah Libya menjadi negara anti-Barat yang radikal.

Khaddafi menjadi ketua Dewan Komando Revolusioner yang memerintah negeri itu. Dia juga menjadi Perdana Menteri pada 1970-1972. Tidak seperti para pemimpin revolusi yang lain, Khaddafi tidak menaikkan pangkatnya setelah merebut kekuasaan, tetap menjadi kolonel sejak saat itu.

Khaddafi memerintah negerinya dengan campuran nasionalisme Arab dan “demokrasi rakyat langsung”, yang disebutnya sistem “sosialisme Islam“. Dia juga melarang minuman keras dan perjudian. Khaddafi menjelaskan filsafat politiknya dalam Buku Hijau tentang negara sosialis-Islam yang terbit dalam tiga jilid pada 1975- 1979.

Pada 1977, Khaddafi mengubah Libya dari republik menjadi “jamahiriya”—yang artinya “negara-rakyat” atau “pemerintahan oleh rakyat”. Khaddafi menanggapi oposisi di dalam dan luar negeri dengan keras. Khaddafi mengikuti ide Jamal Abdul Nassir mengenai pan-Arabisme dan mendukung persatuan negara-negara Arab menjadi satu bangsa Arab. Dia juga mendukung pan-Islamisme, suatu persatuan longgar antara negara-negara dan masyarakat Islam. Setelah Nassir meninggal pada 28 September 1970, Khaddafi berusaha menjadi pemimpin nasionalisme Arab. Dia memproklamasikan “Federasi Republik-Republik Arab” (Libya, Mesir, dan Suriah) pada 1972, berharap dapat membentuk negara pan-Arab, tetapi dalam prakteknya gagal karena perbedaan-perbedaan antarnegara begitu besar.

Khaddafi juga mendukung organisasi pembebasan Palestina, PLO, yang kadang kala membuat hubungan Libya dengan negara tetangga terganggu. Khaddafi juga mendukung gerakan-gerakan anti-pemerintah di wilayah sub-Sahara Afrika seperti Sierra Leone dan Liberia. Pada pertengahan 1980-an, Khaddafi dilaporkan semakin kontroversial dengan mendanai sejumlah aksi-aksi terorisme internasional.

Namun belakangan, Khaddafi sedikit melunak dan mau bekerja sama dengan Barat, misalnya, dalam soal senjata nuklir. Dia juga memberikan ganti rugi yang cukup besar untuk para korban pengeboman Lockerbie yang dikaitkan dengan Libya. Pada 2006, AS membuka kembali hubungan diplomatiknya dengan Libya. Pada 2009, Khaddafi untuk pertama kalinya diberikan kesempatan berbicara di depan peserta Sidang Umum PBB di New York.

(Sumber: Sang Pemimpin, Ready Susanto, Penerbit Bejana, 2010)

Postingan populer dari blog ini

FIDEL CASTRO - Pemimpin Kuba

Castro lahir pada 13 Agustus 1926 di Biran, Kuba, dengan nama Fidel Alejandro Castro Ruz. Anak petani gula kaya imigran dari Spanyol, Castro lulus fakultas hukum Universitas Havana pada 1950. Ketika diktator Fulgencio Batista memimpin Kuba, Castro menjadi pemimpin faksi bawah tanah yang menentangnya. Dia mengobarkan revolusi di Santiago pada 1953, dan karena itu dipenjara. Bebas pada 1955, Castro dibuang ke Meksiko dan AS. Pada 1956 Castro kembali ke Kuba dengan “pasukan” 82 orang, 70 di antaranya terbunuh ketika mendarat. Castro, saudaranya Raoul, dan Che Guevara termasuk 12 orang yang selamat. Kelompok pemberontak yang dikenal dengan nama Gerakan 26 Juli itu mendapat dukungan rakyat, dan pada Desember 1958 memproklamasikan Revolusi Kuba di Havana. Castro mengangkat dirinya menjadi PM pada Februari 1959. Castro dan Che Guevara. Gagal menjalin hubungan diplomatik dan dagang dengan AS, Castro memperoleh senjata, kredit, dan bantuan makanan dari Uni Soviet. Dia menasionalisasi sumber-sum...

VACLAV HAVEL - Pemimpin Cekoslowakia

Václav Havel lahir di Praha,  5 Oktober 1936. Dia besar dalam lingkungan keluarga intelektual dan pengusaha kaya dan terkemuka. Ayahnya pengusaha pemilik wilayah satelit Barrandov di Praha, ibunya lahir dari keluarga dutabesar dan jurnalis terkemuka. Karena riwayat hidupnya yang “borjuis”, rezim Komunis tidak mengizinkan Havel melanjutkan ke sekolah formal. Maka selama empat tahun pada paro pertama 1950-an, Havel muda magang sebagai asisten laboratorium kimia, sembari mengambil kelas malam. Karena alasan politik pula, dia tidak diterima di sekolah-sekolah yang memiliki program studi kemanusiaan. Dia memilih belajar di Fakultas Ekonomi di Universitas Teknik Cek di Praha, namun keluar setelah dua. Pada 1964, Havel memutuskan menikah dengan seorang gadis biasa, Olga Šplíchalová—keputusan yang membuat ibunya kecewa. Setelah masuk dinas militer pada 1957-1959, Havel bekerja sebagai petugas pentas di Praha dan belajar drama melalui korespondensi di Fakultas Teater di Akademi Seni Peran P...

DAVID BEN-GURION - Pemimpin Israel

Ben-Gurion lahir di Plonks, kota kecil Rusia (kini bagian dari Polandia) pada 16 Oktober 1886, anak pengacara yang aktif dalam gerakan zionis. Gerakan ini bertujuan menyatukan orang-orang Yahudi yang bertebaran di sebuah negara di Palestina. Pada usia 14-an Ben-Gurion telah aktif membentuk suatu komunitas pemuda Zionis. Dia berangkat ke Palestina pada 1906, bekerja di sebuah lahan pertanian di pemukiman Yahudi di Palestina. Ben-Gurion segera aktif dalam kelompok-kelompok awal sosialis-Zionis. Pada 1910 ia meninggalkan pertanian dan menyunting suratkabar pekerja Zionis berbahasa Yahudi, Achdut (Persatuan). Sejak itulah ia menggunakan nama Ben-Gurion, yang dalam bahasa Ibrani berarti “putra singa muda”. Kegiatannya menyebabkan dia diusir dari Palestina pada 1915. Ia pergi New York, Amerika, untuk belajar bahasa Inggris dan lagi-lagi terlibat aktif dalam gerakan lokal sosialis-Zionis. Pada 1917, Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour yang mendukung “rumah nasional” bagi bangsa Yahudi di P...