Karena jasanya dalam perang melawan Italia, Kemal naik pangkat menjadi mayor, dan memimpin benteng pertahanan Dardanella pada Perang Balkan (1912-1913), lalu menjadi atase militer di Bulgaria. Selama Perang Dunia I, Kemal ikut memukul mundur invasi Sekutu dalam Perang Gallipoli (1915).
Ketika tentara Yunani mencaplok Izmir di pesisir Anatolia pada 15 Mei 1919, Kemal menyatukan gerakan-gerakan nasionalis Turki dan melakukan perlawanan bersenjata. Pada 1920 posisi pemerintah Sultan Usmani Istanbul merosot karena diam-diam menyetujui pencaplokan ibukota oleh Sekutu dan menandatangani Perjanjian Sevres, yang mengakui kekuasaan Yunani atas beberapa bagian Anatolia. Kemal mendirikan pemerintahan sementara di Ankara pada April 1920. Mula-mula dia mengalami kekalahan, tetapi kemudian bisa mengalahkan Yunani di Sakarya (1921) dan Dumlupinar (1922), lalu merebut kembali Izmir.
Ketika kesultanan akhirnya berakhir pada 1 November 1922 dan Republik Turki diproklamasikan pada 29 Oktober 1923, Ataturk diangkat sebagai presiden. Dia mencita-citakan sebuah negara modern, menggunakan wibawa dan kharismanya untuk memperkenalkan program reformasi secara luas. Dia menghapus kekhalifahan, yang mendasari kekuasaan religius para sultan dan semua institusi Islam; memperkenalkan hukum, pakaian, dan kalender Barat; menggunakan abjad Latin; dan menghapus konstitusi sementara yang menyatakan Islam sebagai agama negara. Ideologinya yang disebut Kemalisme atau Ataturkisme dirumuskan dalam enam prinsip: republikanisme, nasionalisme, populisme (kerakyatan), stateisme (kenegaraan), sekularisme, dan revolusionisme.Mustafa Kemal meninggal karena sakit pada 10 November 1938 di Istambul, Turki.
(Sumber: Sang Pemimpin, Ready Susanto, Penerbit Bejana, 2010)