Sepulang dari Afsel Churchill memulai karier politik sebagai anggota Majelis Rendah dari kubu Konservatif. Namun karena berbeda pendapat mengenai anggaran militer dan perdagangan bebas membuat Churchill “pindah” ke Partai Liberal (1904).
Kekalahan Sekutu dalam Perang Dunia I berimbas pada karier Churchill. Dari Kepala Staf Angkatan Laut dia diberi jabatan tak penting di kabinet. Seusai PD I, Churchill menjabat beberapa posisi penting dalam pemerintahan dan menulis buku, antara lain otobiografi My Early Life dan Marlborough: His Life and Time (4 jilid).
Churchill sudah sejak awal mewaspadai pertumbuhan militer Jerman Nazi di bawah Hitler. Ketika Perang Dunia II pecah pada September 1939, perkiraan Churchill benar. Churchill kembali diangkat sebagai Kepala Staf AL dalam kabinet perang. Pada 1940, Norwegia, Belanda, dan Belgia jatuh, disusul dengan “kejatuhan” Chamberlain dari kursi Perdana Menteri Inggris. Raja George VI meminta Churchill menjadi perdana menteri.
Churchill, Roosevelt, dan Stalin dalam KTT Yalta, 1945 |
Namun setelah PD II usai, Churchill harus turun dari jabatan PM karena Partai Buruh justru meraih kemenangan dalam pemilu. Baru pada 1951-1955 Churchill kembali ke kursi PM.
Pelbagai penghargaan diraih oleh Churchill, antara lain gelar Knighthood of Garter dari Ratu Elizabeth II (1953) dan Hadiah Nobel sastra atas karya sejarah, biografi, dan pidatonya (1953). Dua di antara karyanya yang paling terkenal adalah enam jilid memoarnya The Second World War; dan empat jilid buku A History of the English-Speaking Peoples, yang merangkum sejarah Inggris dari mulai masa invasi Julius Caesar (55 SM) hingga ke Perang Dunia I (1914).
Churchill wafat pada 24 Januari 1965 di Hyde Park, London, dalam usia 90 tahun.
(Sumber: Sang Pemimpin, Ready Susanto, Penerbit Bejana, 2010)