Lee Kuan Yew adalah mantan Perdana Menteri Republik Singapura. Dia adalah orang pertama yang menduduki posisi ini, dari 1959 hingga 1990. Anak sulung dari Lee Chin Koon dan Chua Jim Neo, lahir di 92 Kampong Java Road, Singapura, pada 16 September 1923. Lee sangat kuat dipengaruhi oleh kebudayaan Inggris, karena peran kakeknya, Lee Hoon Leong. Lee menikah dengan Kwa Geok Choo pada 30 September 1950, dan dikaruniai dua anak lelaki dan satu anak perempuan. Lee bersekolah di Telok Kurau Primary School, Raffles Institution, dan Raffles College. Pendidikan universitasnya tertunda Perang Dunia II dan pendudukan Jepang di Singapura pada 1942-1945. Setelah perang, dia masuk ke London School of Economics lalu Fitzwilliam College, Cambridge University, belajar hukum, lulus dengan Double Starred First Class Honours. Dia kembali ke Singapura pada 1949 dan berpraktek sebagai pengacara di Laycock and Ong. Pada 12 November 1954, Lee mendirikan People’s Action Party (PAP) yang beraliansi strategis de
Khomeini lahir dari keluarga terpelajar Syiah di Khomein, Iran, pada 24 September 1902. Ayahnya, Sayyid Mustofa, meninggal enam bulan setelah kelahiran Khomeini. Setelah kematian ibu dan bibinya saat ia berusia 15 tahun, Khomeini dibesarkan oleh seorang kakak laki-lakinya. Bersama kakaknya inilah Khomeini menghapal Al-Quran dan mempelajari dasar-dasar ajaran Islam. Seperti halnya sang ayah, Khomeini lulus dari sekolah teologi dan menjadi seorang ulama yang diakui kedalaman ilmu pengetahuannya. Sebagai guru sekolah agama, Khomeini bukanlah aktivis. Antara 1920-1940-an, dia hanya menjadi pengamat pasif ketika Syah Reza membawa Iran menjadi negara sekular dan membatasi para ulama. Begitu pula pada saat krisis 1950-an, Muhammad Reza Pahlavi (putra Syah Reza) pergi ke AS untuk menyelamatkan diri dari para demonstran yang menuntut reformasi demokratik, Khomeini tak terlibat. Pada masa itu Khomeini adalah murid ulama terkenal Iran, Ayatullah Muhammad Boroujerdi. Namun ketidakterlibatan Khome